Madinatunnajah

Pondok Pesantren adalah indigenous cultura yang merupakan fenomena unik khas Indonesia dan telah teruji eksistensi dan peranannya dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Keberadaannya pun telah lebih dulu ada sebelum berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Awalnya, Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan dan penyiaran agama Islam yang berbasis masyarakat, namun sejalan dengan perubahan dan dinamika yang berkembang di tengah-tengah masyarakat, ia pun dituntut harus mampu menjadi jembatan transformasi sosial budaya bagi masyarakat dimana ia berada dalam segala bidang kehidupan.

Untuk itulah Drs. KH. Mahrus Amin, Ketua Yayasan Pendidikan dan Wakaf Islamiyah Annajah (YPWIA) Jakarta mendirikan Pondok Pesantren ini pada tanggal 14 Pebruari 1987, yang peresmiannya dilakukan oleh Almarhum KH. Shoiman Luqmanul Hakim, salah satu Pimpinan Pondok Modern Gontor, Ponorogo. Dalam perkembangan selanjutnya, Pondok Pesantren Madinatunnajah dalam proses pendidikannya, yang dilangsungkan selama 24 jam diarahkan kepada Life Skills Education. Dengan pendekatan ini, diharapkan muncul kader-kader ummat dan bangsa yang berasal dari perbagai daerah dan penjuru tanah air.

Dan sampai saat ini, para santri berasal dari beberapa, diantara Flores, Maluku, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Bengkulu, Papua dan lain sebagainya, terutama yang berasal dari keluarga yang kurang mampu dan yatim-piatu. Untuk tujuan itu, di Pesantren ini telah berdiri Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA) Taman Kanak-Kanak (TK), Madrasah Ibtidaiyah Terpadu (MIT), Tarbiyatul Mu’allimin wal Mu’allimat (TMI), Ma’had ‘Aly/Sekolah Tinggi Agama Islam. Dengan jumlah santri secara kesuluruhan 376 orang serta dibina oleh 77 orang asatidz dan ustadzaat.

selanjutnya